Senin, 18 Maret 2019

STRUKTUR JEMBATAN


STRUKTUR JEMBATAN




Ø       Definisi Jembatan
Jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain.
 Jembatan adalah jenis bangunan yang apabila akan dilakukan perubahan konstruksi, tidak dapat dimodifikasi secara mudah, biaya yang diperlukan relatif mahal dan berpengaruh pada kelancaran lalu lintas pada saat pelaksanaan pekerjaan. Jembatan dibangun dengan umur rencana 100 tahun untuk jembatan besar. Minimum jembatan dapat digunakan 50 tahun.


Ø        Persyaratan Umum Jembatan
-         Keadaan Batas Ultimit
Adalah aksi yang diberikan pada jembatan yang menyebabkan sebuah jembatan menjadi tidak aman.
Keadaan Batas Ultimit terdiri dari:
a.      Kehilangan keseimbangan statis
b.      Kerusakan sebagian jembatan
c.      Keadaan purna-elastis atau purna tekuk dimana satu bagian jembatan atau lebih mencapai kondisi runtuh
d.  Kehancuran dari bahan pondasi yang menyebabkan pergerakan yang berlebihan atau kehancuran bagian utama jembatan

-        Keadaan Batas Daya Layan
Keadaan Batas Daya Layan akan tercapai jika reaksi jembatan sampai pada suatu nilai, sehingga:
a.       Tidak layak pakai
b.      Kekhawatiran umum terhadap keamanan
c.       Pengurangan kekuatan
d.      Pengurangan umur pelayanan

Keadaan Batas Daya Layan adalah perubahan bentuk, kerusakan permanen, getaran, dan penggerusan.

-        Umur Rencana
Umur rencana jembatan diperkirakan 50 tahun, kecuali:
a.       Jembatan sementara        20 tahun
b.      Jembatan khusus             100 tahun

-        Persyaratan Pilar dan Kepala Jembatan
a.       Gangguan terhadap jalannya air terbatas/seminimal mungkin
b.      Menghindarkan tersangkutnya benda hayutan
c.       Memperkecil rintangan bagi pelayaran
d.      Letak diusahakan sedapat mungkin sejajar dengan aliran arus banjir


-        Ruang Bebas Vertikal
Paling sedikit 1,0 m antara titik paling rendah bangunan atas jembatan dan tinggi muka air banjir rencana pada keadaan batas ultimit

-        Perkiraan Banjir Rencana
a.      Tinggi muka air banjir sesuai dengan debit banjir rencana
b.   Untuk perhitungan gerusan, muka air harus merupakan banjir rencana terendah sesuai banjir rencana
c.   Untuk perhitungan arus balik, muka air harus merupakan banjir tertinggi sesuai banjir rencana

-        Persyaratan Tahan Gempa
Pertimbangan yang harus diperhatikan dalam perencanaan tahan gempa:
a.       Resiko gerakan-gerakan
b.      Reaksi tanah terhadap gempa di lapangan
c.       Sifat reaksi dinamis dari seluruh struktur


Ø       Peraturan-Peraturan Legal dalam Perencanaan Jembatan
1. Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya (PPPJJR) SKBI-1.3.28. 1987.
2. Bridge Management System (BMS 1992),
3. Panduan Perencanaan Teknik Jembatan, 1992.
4. Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan RSNI T-02-2005.
5. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan Jalan Raya SNI- 03.28.33. 1992.
6. Peraturan Pelaksanaan Pembangunan Jembatan No.04/ST/BM/1974.
7. Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang SKSNI T-15-1991-03.
8. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) NI-2-1971.
9. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan antar Kota No.038/T/BM/1997.
10. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) No.036/T/BM/1997.
11.Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI-2.3.26. 1987.

Ø      Bagian-bagian dari Kontruksi Jembatan
-          Struktur Atas (Upper Structure)
1.      Trotoar:
a.       Sandaran dan tiang sandaran
b.      Peninggian trotoar (Kerb)
c.       Slab lantai trotoar
2.      Slab lantai kendaraan
3.      Gelagar (Girder)
4.      Balok diafragma
5.      Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang)
6.      Tumpuan Bearing

-          Struktur Bawah
1.    Pangkal jembatan (Abutment).
2.    Dinding belakang (Back wall) 
3.    Dinding penahan (Breast wall),
4.    Dinding sayap (Wing wall)
5.    Oprit, plat injak (Approach slab)
6.    Konsol pendek untuk jacking (Corbel)
7.    Tumpuan (Bearing)
8.    Pilar Jembatan (Pier)
9.    Pondasi


Ø       Jenis/Bentuk Jembatan
-        Jembatan Sederhana
Jembatan jenis ini memiliki design yang simpel dan struktur yang sederhana.


-        Jembatan Beton Bertulang
Jembatan yang dibuat dengan bahan utama yaitu Beton Bertulang. Beton Bertulang dipilih karena kuat, tahan lama dan dapat dibentuk menjadi berbagai ukuran.


-        Jembatan Beton Prategang
Jembatan yang menggunakan bahan utama Beton Prategang. Yang dimaksud Beton Prategang adalah beton yang diberikan tegangan-tegangan internal agar dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan gaya tarik di dalamnya.



-        Jembatan Cable Stayed
Struktur yang mempunyai sederetan kabel linear dan memikul elemen horizontal kaku (misalnya balok atau rangka batang).



Ø       Beban yang Bekerja pada Struktur Jembatan
-        Beban Primer
a.      Beban Mati (berat beton, berat aspal, berat baja, berat pasangan bata, berat plesteran, dll).
b.      Beban Hidup (beban pejalan kaki, beban jalur lalu lintas)
c.       Beban Kejut (
-        Beban Sekunder
a.       Beban Gaya Rem (TB)
b.      Gaya Akibat Perbedaan Suhu (ET)
c.       Beban Gempa (EQ)
d.      Beban Angin (EW)
-        Beban Khusus
a.       Gaya SentriFugal
b.      Gaya Gesekan pada Tumpuan
c.       Gaya Tumbukan pada Jembatan Layang

Nama: Fakhri Arlianto
NPM: 12316578
Kelas: 3TA02
Dosen: I Kadek Bagus Widana Putra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar