ANALISA FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN JALAN UTAMA
(STUDI KASUS JALAN RAYA PASIR PUTIH DAN JALAN RAYA PANTURA)
Fakhri Arlianto
Mahasiswa
Sarjana Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Universitas
Gunadarma
Jl.
Margonda Raya No.427, Pondok Cina, Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424
Email: fakhri.arlianto@gmail.com
ABSTRAK
Prasarana transportasi
darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di
atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta
di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Oleh karena itu kerusakan jalan bukan hanya akan menghambat kegiatan ekonomi
dan social namun dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan jalan, faktor penyebabnya
serta solusi untuk mengatasi kerusakan yang terjadi.
Metode yang digunakan adalah penelitian lapangan
dengan data primer berupa hasil survey Jalan Raya Pasir Putih dan Jalan Raya
Pantura.
Hasil penelitian jenis kerusakan sepanjang Jalan Raya
Pasir Putih dan Jalan Raya Pantura adalah retak memanjang, retak pinggir,
bergelombang, lubang, tambalan, longsor pinggir dan pelepasan butiran.
Faktor penyebab kerusakan secara umum adalah
peningkatan beban volume lalu lintas, sistem drainase yang kurang baik, sifat
material konstruksi perkerasan yang kurang baik, abrasi air laut, kondisi tanah
yang tidak stabil, perencanaan lapis perkerasan yang sangat tipis, dan proses
pelaksanaan pekerjaan yang kurang dengan rencana awal. Tindakan perbaikan yang
dapat dilakukan yaitu tindakan perbaikan per segmen.
Kata Kunci: Faktor penyebab; kerusakan jalan
ABSTRACT
Land transportation infrastructure which includes all parts of the road,
including complementary buildings and equipment that are destined for traffic,
which is at ground level, above ground level, below ground level and/or water,
and above the water surface, except railroad , lorry roads and cable roads.
Therefore, road damage will not only hamper economic and social activities but
can cause traffic accidents. This study aims to find out the types of road
damage, the causes and solutions to overcome the damage.
The method used is field research with primary data in the form of a
survey of Jalan Raya Pasir Putih and Jalan Raya Pantura.
The results of the research on the type of damage along Jalan Raya Pasir
Putih and Jalan Raya Pantura are cracks lengthwise, edge cracks, wavy, holes,
fillings, edge landslides and grain release.
Common causes of damage are increased traffic volume loads, poor
drainage systems, material properties of poor pavement construction, seawater
abrasion, unstable soil conditions, very thin pavement layers, and lack of
first plan. Corrective actions that can be taken are corrective actions per
segment.
Keyword: Factor analysis; damage factor
PENDAHULUAN
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat
penting dalam memperlancar kegiatan hubungan perekonomian, baik antara satu
kota dengan kota lainnya, antara kota dengan desa, antara satu desa dengan desa
lainnya. Kondisi jalan yang baik akan memudahkan mobilitas penduduk dalam
mengadakan hubungan perekonomian dan kegiatan sosial lainnya. Sedangkan jika
terjadi kerusakan jalan akan berakibat bukan hanya terhalangnya kegiatan
ekonomi dan sosial namun dapat terjadi kecelakaan.
Kerusakan jalan sering terjadi di Kota Situbondo
khususnya Jalan Raya Pasir Putih dan Jalan Raya Pantura yang termasuk dalam
jalur pantai utara yang merupakan jalan utama kendaraan berat bermuatan penuh
dan jalan penghubung antar kota dan provinsi.
Kerusakan yang terjadi tentu berpengaruh pada
kenyamanan dan keamanan pemakai jalan. Oleh
sebab itu penanganan konstruksi perkerasan baik yang bersifat pemeliharaan,
peningkatan atau rehabilitasi akan dapat dilakukan secara optimal apabila
faktor-faktor penyebab kerusakan pada kedua ruas jalan tersebut telah
diketahui.
LANDASAN TEORI
Jalan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 34
Tahun 2006, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan
air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Survei Kerusakan Perkerasan
Survei kerusakan secara detail
dibutuhkan sebagai bagian dari perencanaan dan perancang proyek rehabilitasi.
Survei kerusakan perkerasan adalah kompilasi dari berbagai tipe kerusakan,
tingkat keparahan kerusakan, lokasi, dan luas penyebarannya. Perhatian harus
diberikan terhadap konsistensi dari personil penilai kerusakan baik secara
individual maupun kelompok-kelompok yang melakukan survei. Tujuan dilakukannya
survei kinerja perkerasan, adalah untuk menentukan perkembangan dari kerusakan
perkerasan, sehingga dapat dilakukan estimasi biaya pemeliharaan. Informasi ini
sangat berguna untuk instansi yang terkait dalam pengalokasian dana untuk
pemeliharaan. Pekerjaan ini sangat penting dan umumnya diprioritaskan sehingga
banyaknya biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan dapat diestimasikan dari
tahun ke tahun. Selain itu, survei kinerja perkerasan juga berguna untuk
menentukan sebab-sebab dan pengaruh dari kerusakan perkerasan. Penentuan
sebabsebab kerusakan harus diketahui sebelum penanganan pemeliharaan yang
memadai dapat dilakukan. Demikian pula penyebab kegagalan perkerasan harus juga
diketahui, sehingga hal ini dapat diperhitungkan dalam perancangan di kemudian
hari.
Survei Kondisi Jalan
Survei Kondisi Jalan
Survei kondisi adalah survei yang dimaksudkan untuk menentukan kondisi
perkerasan pada waktu tertentu. Tipe survei semacam ini tidak mengevaluasi
kekuatan perkerasan. Survei kondisi bertujuan untuk menunjukan kondisi
perkerasan pada saat waktu dilakukan survei.
Jadi, survei ini sifatnya kualitatif.
Informasi yang diperoleh akan digunakan untuk menetapkan: macam studi,
penilaian prioritas dan program pemeliharaan. Survei kondisi juga berguna untuk
persiapan analisis struktural secara detail, dan untuk rehabilitasi. Jika
area-area secara baik direferensikan dalam stasiun-stasiun, maka area yang
membutuhkan pengumpulan data yang lebih intensif dapat didefinisikan.
Jenis
- Jenis Kerusakan Lentur Jalan
Jenis-jenis kerusakan perkerasan
lentur, umumnya diklasifikasikan sebagai berikut:
Deformasi
Deformasi adalah perubahan permukaan
jalan dari profil aslinya (sesudah pembangunan).
Retak
(Crack)
Retak dapat terjadi dalam berbagai
bentuk. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor dan melibatkan mekanisme
yang kompleks. Secara teoritis, retak dapat terjadi bila tegangan tarik yang
terjadi pada lapisan aspal melampaui tegangan tarik maksimum yang dapat ditahan
oleh perkerasan tersebut.
Kerusakan
teksur permukaan
Kerusakan tekstur permukaan merupakan
kehilangan material perkerasan secara berangsur-angsur dari lapisan permukaan
ke arah bawah. Perkerasan nampak seakan pecah menjadi bagian-bagian kecil,
seperti pengelupasan akibat terbakar sinar matahari, atau mempunyai garis-garis
goresan yang sejajar. Butiran lepas dapat terjadi di atas seluruh permukaan,
dengan lokasi terburuk di jalur lalu lintas.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada ruas Jalan Raya Pasir
Putih dan Jalan Raya Pantura (dimulai dari Hotel San Sui hingga Pantai Pasir
Putih Baru). Sedangkan waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2017.
Objek Penelitian
Objek penelitian yang akan ditinjau adalah jenis-jenis
kerusakan jalan pada ruas Jalan Pasir Putih dan ruas Jalan Raya Pantura.
Jenis Data
Jenis data di bagi atas data primer berupa
hasil survei visual jenis-jenis kerusakan pada ruas Jalan Raya Pantura dan ruas
Jalan Raya Pasir Putih dan data sekunder berupa data yang diperoleh dari
literatur-literatur yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan materi
yang diteliti khususnya tentang kerusakan jalan.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
Observasi
Teknik observasi yaitu teknik pengumpulan
data dengan cara melakukan survei langsung ke lokasi di antaranya survei visual
tipe - tipe kerusakan jalan yang terjadi pada ruas Jalan Raya Pasir Putih dan
ruas Jalan Raya Pantura.
Teknik
Dokumentasi
Teknik Dokumentasi yaitu teknik
pengumpulan data dengan cara mencari literatur-literatur yang berkaitan dengan
materi yang diteliti.
Tahapan
Penelitian
Tahapan pelaksanaan survei adalah:
1. Persiapan Guna kelancaran pelaksanaan
survei perlu dipersiapkan hal-hal sebagai berikut:
a.
Periksa peralatan dan perlengkapan
b.
Periksa kelengkapan formulir
2. Urutan pelaksanaan survei Urutan
pelaksanaan survei meliputi:
a.
Isi fomulir survei (SKJ – 1)
b.Lakukan pengamatan terhadap lokasi
kerusakan perkerasan dan isikan pada formulir SKJ – 1 setiap jarak 25 meter.
c. Lakukan pengambilan foto terhadap
kerusakan jalan yang diamati pada segmen tersebut.
Teknik
Analisis Data
Sebagian data yang diperoleh dalam
penelitian ini dianalisis dengan teknik analisis deskriptif yang bertujuan
untuk menggambarkan keadaan atau fenomena tertentu.
HASIL
Hasil
Survei Kerusakan Jalan
Hasil pengamatan secara visual jenis
kerusakan pada ruas Jalan Raya Pasir Putih adalah dengan panjang jalan yang
disurvei 2,2 km yang dibagi dalam 22 segmen adalah retak melintang, retak
memanjang, retak pinggir, retak berkelok-kelok, bergelombang, pengelupasan,
lubang dan tambalan dan jenis kerusakan yang terjadi pada ruas Jalan Raya
Pantura dengan panjang 0,4 km dibagi dalam 4 segmen adalah retak memanjang,
retak pinggir, pelepasan butiran, longsor pinggir, lubang dan tambalan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil
survei kondisi jalan, jenis kerusakan yang terjadi pada ruas Jalan Raya Pasir
Putih adalah retak melintang, retak memanjang, retak pinggir, retak
berkelok-kelok, bergelombang, pengelupasan, lubang dan tambalan. Jenis
kerusakan yang paling dominan pada ruas Jalan Raya Pasir Putih adalah retak
memanjang yang terdapat pada 18 segmen. Sedangkan jenis kerusakan yang terjadi
pada ruas Jalan Raya Pantura adalah retak memanjang, retak pinggir, pelepasan
butiran, longsor pinggir, lubang dan tambalan. Jenis kerusakan yang paling
dominan pada ruas Jalan Raya Pantura adalah retak memanjang, lubang, dan tambalan
yang terdapat pada 4 segmen jalan. Pada setiap segmen terdapat beberapa
kerusakan. Contohnya pada segmen 1 terdapat kerusakan retak melintang, retak
memanjang, retak pinggir, lubang dan tambalan yang disebabkan oleh beberapa faktor.
Berdasarkan jenis kerusakan yang terjadi maka untuk mengatasi kerusakan pada
segmen 1 dapat dilakukan dengan solusi pengaspalan, penutupan retak, dan
pengisian retak untuk retak melintang dan retak memanjang, solusi penutupan
retak, perbaikan drainase, dan pengaspalan untuk retak pinggir, solusi membongkar
untuk kemudian dilakukan pengaspalan kembali untuk lubang dan kerusakan
tambalan, solusi perataan dan penambalan lubang untuk longsor pinggir.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan
pembahasan penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1.
Berdasarkan survei kondisi jalan jenis
kerusakan yang terjadi pada ruas Jalan Raya Pasir Putih adalah retak melintang, retak memanjang, retak
pinggir, bergelombang, , lubang dan tambalan. Jenis kerusakan yang paling
dominan pada ruas Jalan Raya Pasir Putih adalah retak memanjang yang terdapat
pada 18 segmen sedangkan jenis kerusakan yang terjadi pada ruas Jalan Raya
Pantura adalah retak memanjang, retak pinggir, lubang, longsor pinggir dan
tambalan. Jenis kerusakan yang paling dominan pada ruas Jalan GOR Flobamora
adalah retak memanjang, lubang, dan tambalan yang terdapat pada 4 segmen jalan.
2.
Kemungkinan faktor-faktor penyebab
secara umum disebabkan sistem drainase yang tidak baik, sifat material
konstruksi perkerasan yang kurang baik, iklim, kondisi tanah yang tidak stabil,
perencanaan lapis perkerasan yang tipis, proses pelaksanaan pekerjaan
konstruksi perkerasan yang kurang sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
spesifikasi, yang saling terkait dan mempengaruhi.
3. Berdasarkan jenis kerusakan yang terjadi di
lapangan maka tindakan perbaikan dapat dilakukan dengan tindakan perbaikan per
segmen.
SARAN
1. Perlunya dilakukan penanganan kerusakan
jalan untuk mengurangi tingkat kecelakaan dan memberikan rasa aman dan nyaman
bagi pengguna jalan.
2. Jika kerusakan-kerusakan yang terjadi
di lapangan akan dilakukan perbaikan, hendaknya terlebih dahulu dilakukan observasi
langsung di lapangan oleh pihak terkait, agar perbaikan yang dilakukan sesuai
dengan kondisi kerusakan yang terjadi, sehingga perbaikan yang dilakukan akan
lebih efektif dan efisien.
3. Untuk
mempertahankan kinerja perkerasan, diperlukan beberapa tindakan perbaikan
kerusakan, baik berupa pemeliharaan rutin yang dilakukan setiap tahun maupun
pemeliharaan berkala yang biasanya dilakukan 2 atau 3 tahun sekali.
DAFTAR
PUSTAKA
Direktorat Pembinaan Jalan Kota.1990. Tata Cara Penyusunan Pemeliharaan Jalan
Kota (No. 018/T/BNKT/1990), Direktorat Jendral Bina Marga Departemen PU.
Jakarta.
Direktorat Bina Teknik.2002. Survei
Kondisi Jalan Beraspal di Perkotaan. Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan
Tata Pedesaan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Marga.1995. Petunjuk Pelaksanaan Pemeliharaan Jalan
Kabupaten. Petunjuk Teknis No. 024/T/Bt/1995, Departemen Pekerjaan Umum,
Direktorat Jenderal Bina Marga.
Hardiyatmo, H.C. 2007. Pemeliharaan Jalan Raya, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Silvia Sukirman. Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung 1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar