Jumat, 19 Oktober 2018

Jurnal Teknik Sipil


ANALISA FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN JALAN UTAMA
(STUDI KASUS JALAN RAYA PASIR PUTIH DAN JALAN RAYA PANTURA)

Fakhri Arlianto
Mahasiswa Sarjana Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya No.427, Pondok Cina, Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424



ABSTRAK
Prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Oleh karena itu kerusakan jalan bukan hanya akan menghambat kegiatan ekonomi dan social namun dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan jalan, faktor penyebabnya serta solusi untuk mengatasi kerusakan yang terjadi.
Metode yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan data primer berupa hasil survey Jalan Raya Pasir Putih dan Jalan Raya Pantura.
Hasil penelitian jenis kerusakan sepanjang Jalan Raya Pasir Putih dan Jalan Raya Pantura adalah retak memanjang, retak pinggir, bergelombang, lubang, tambalan, longsor pinggir dan pelepasan butiran.
Faktor penyebab kerusakan secara umum adalah peningkatan beban volume lalu lintas, sistem drainase yang kurang baik, sifat material konstruksi perkerasan yang kurang baik, abrasi air laut, kondisi tanah yang tidak stabil, perencanaan lapis perkerasan yang sangat tipis, dan proses pelaksanaan pekerjaan yang kurang dengan rencana awal. Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan yaitu tindakan perbaikan per segmen.
Kata Kunci: Faktor penyebab; kerusakan jalan

ABSTRACT
Land transportation infrastructure which includes all parts of the road, including complementary buildings and equipment that are destined for traffic, which is at ground level, above ground level, below ground level and/or water, and above the water surface, except railroad , lorry roads and cable roads. Therefore, road damage will not only hamper economic and social activities but can cause traffic accidents. This study aims to find out the types of road damage, the causes and solutions to overcome the damage.
The method used is field research with primary data in the form of a survey of Jalan Raya Pasir Putih and Jalan Raya Pantura.
The results of the research on the type of damage along Jalan Raya Pasir Putih and Jalan Raya Pantura are cracks lengthwise, edge cracks, wavy, holes, fillings, edge landslides and grain release.
Common causes of damage are increased traffic volume loads, poor drainage systems, material properties of poor pavement construction, seawater abrasion, unstable soil conditions, very thin pavement layers, and lack of first plan. Corrective actions that can be taken are corrective actions per segment.
Keyword: Factor analysis; damage factor


PENDAHULUAN
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting dalam memperlancar kegiatan hubungan perekonomian, baik antara satu kota dengan kota lainnya, antara kota dengan desa, antara satu desa dengan desa lainnya. Kondisi jalan yang baik akan memudahkan mobilitas penduduk dalam mengadakan hubungan perekonomian dan kegiatan sosial lainnya. Sedangkan jika terjadi kerusakan jalan akan berakibat bukan hanya terhalangnya kegiatan ekonomi dan sosial namun dapat terjadi kecelakaan.
Kerusakan jalan sering terjadi di Kota Situbondo khususnya Jalan Raya Pasir Putih dan Jalan Raya Pantura yang termasuk dalam jalur pantai utara yang merupakan jalan utama kendaraan berat bermuatan penuh dan jalan penghubung antar kota dan provinsi.
Kerusakan yang terjadi tentu berpengaruh pada kenyamanan dan keamanan pemakai jalan. Oleh sebab itu penanganan konstruksi perkerasan baik yang bersifat pemeliharaan, peningkatan atau rehabilitasi akan dapat dilakukan secara optimal apabila faktor-faktor penyebab kerusakan pada kedua ruas jalan tersebut telah diketahui.

LANDASAN TEORI
Jalan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Survei Kerusakan Perkerasan
Survei kerusakan secara detail dibutuhkan sebagai bagian dari perencanaan dan perancang proyek rehabilitasi. Survei kerusakan perkerasan adalah kompilasi dari berbagai tipe kerusakan, tingkat keparahan kerusakan, lokasi, dan luas penyebarannya. Perhatian harus diberikan terhadap konsistensi dari personil penilai kerusakan baik secara individual maupun kelompok-kelompok yang melakukan survei. Tujuan dilakukannya survei kinerja perkerasan, adalah untuk menentukan perkembangan dari kerusakan perkerasan, sehingga dapat dilakukan estimasi biaya pemeliharaan. Informasi ini sangat berguna untuk instansi yang terkait dalam pengalokasian dana untuk pemeliharaan. Pekerjaan ini sangat penting dan umumnya diprioritaskan sehingga banyaknya biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan dapat diestimasikan dari tahun ke tahun. Selain itu, survei kinerja perkerasan juga berguna untuk menentukan sebab-sebab dan pengaruh dari kerusakan perkerasan. Penentuan sebabsebab kerusakan harus diketahui sebelum penanganan pemeliharaan yang memadai dapat dilakukan. Demikian pula penyebab kegagalan perkerasan harus juga diketahui, sehingga hal ini dapat diperhitungkan dalam perancangan di kemudian hari.

Survei Kondisi Jalan
Survei Kondisi Jalan Survei kondisi adalah survei yang dimaksudkan untuk menentukan kondisi perkerasan pada waktu tertentu. Tipe survei semacam ini tidak mengevaluasi kekuatan perkerasan. Survei kondisi bertujuan untuk menunjukan kondisi perkerasan pada saat waktu dilakukan survei. 
Jadi, survei ini sifatnya kualitatif. Informasi yang diperoleh akan digunakan untuk menetapkan: macam studi, penilaian prioritas dan program pemeliharaan. Survei kondisi juga berguna untuk persiapan analisis struktural secara detail, dan untuk rehabilitasi. Jika area-area secara baik direferensikan dalam stasiun-stasiun, maka area yang membutuhkan pengumpulan data yang lebih intensif dapat didefinisikan.

Jenis - Jenis Kerusakan Lentur Jalan
Jenis-jenis kerusakan perkerasan lentur, umumnya diklasifikasikan sebagai berikut:

Deformasi
Deformasi adalah perubahan permukaan jalan dari profil aslinya (sesudah pembangunan).

Retak (Crack)
Retak dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor dan melibatkan mekanisme yang kompleks. Secara teoritis, retak dapat terjadi bila tegangan tarik yang terjadi pada lapisan aspal melampaui tegangan tarik maksimum yang dapat ditahan oleh perkerasan tersebut.

Kerusakan teksur permukaan
Kerusakan tekstur permukaan merupakan kehilangan material perkerasan secara berangsur-angsur dari lapisan permukaan ke arah bawah. Perkerasan nampak seakan pecah menjadi bagian-bagian kecil, seperti pengelupasan akibat terbakar sinar matahari, atau mempunyai garis-garis goresan yang sejajar. Butiran lepas dapat terjadi di atas seluruh permukaan, dengan lokasi terburuk di jalur lalu lintas.

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada ruas Jalan Raya Pasir Putih dan Jalan Raya Pantura (dimulai dari Hotel San Sui hingga Pantai Pasir Putih Baru). Sedangkan waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2017.

Objek Penelitian
Objek penelitian yang akan ditinjau adalah jenis-jenis kerusakan jalan pada ruas Jalan Pasir Putih dan ruas Jalan Raya Pantura.

Jenis Data
Jenis data di bagi atas data primer berupa hasil survei visual jenis-jenis kerusakan pada ruas Jalan Raya Pantura dan ruas Jalan Raya Pasir Putih dan data sekunder berupa data yang diperoleh dari literatur-literatur yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan materi yang diteliti khususnya tentang kerusakan jalan.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Observasi
Teknik observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan survei langsung ke lokasi di antaranya survei visual tipe - tipe kerusakan jalan yang terjadi pada ruas Jalan Raya Pasir Putih dan ruas Jalan Raya Pantura.

Teknik Dokumentasi
Teknik Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencari literatur-literatur yang berkaitan dengan materi yang diteliti.

Tahapan Penelitian
Tahapan pelaksanaan survei adalah:
1. Persiapan Guna kelancaran pelaksanaan survei perlu dipersiapkan hal-hal sebagai berikut:
    a. Periksa peralatan dan perlengkapan
    b. Periksa kelengkapan formulir
2. Urutan pelaksanaan survei Urutan pelaksanaan survei meliputi:
    a. Isi fomulir survei (SKJ – 1)
   b.Lakukan pengamatan terhadap lokasi kerusakan perkerasan dan isikan pada formulir SKJ – 1 setiap      jarak 25 meter.
    c. Lakukan pengambilan foto terhadap kerusakan jalan yang diamati pada segmen tersebut.

Teknik Analisis Data
Sebagian data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik analisis deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena tertentu.

HASIL
Hasil Survei Kerusakan Jalan
Hasil pengamatan secara visual jenis kerusakan pada ruas Jalan Raya Pasir Putih adalah dengan panjang jalan yang disurvei 2,2 km yang dibagi dalam 22 segmen adalah retak melintang, retak memanjang, retak pinggir, retak berkelok-kelok, bergelombang, pengelupasan, lubang dan tambalan dan jenis kerusakan yang terjadi pada ruas Jalan Raya Pantura dengan panjang 0,4 km dibagi dalam 4 segmen adalah retak memanjang, retak pinggir, pelepasan butiran, longsor pinggir, lubang dan tambalan.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil survei kondisi jalan, jenis kerusakan yang terjadi pada ruas Jalan Raya Pasir Putih adalah retak melintang, retak memanjang, retak pinggir, retak berkelok-kelok, bergelombang, pengelupasan, lubang dan tambalan. Jenis kerusakan yang paling dominan pada ruas Jalan Raya Pasir Putih adalah retak memanjang yang terdapat pada 18 segmen. Sedangkan jenis kerusakan yang terjadi pada ruas Jalan Raya Pantura adalah retak memanjang, retak pinggir, pelepasan butiran, longsor pinggir, lubang dan tambalan. Jenis kerusakan yang paling dominan pada ruas Jalan Raya Pantura adalah retak memanjang, lubang, dan tambalan yang terdapat pada 4 segmen jalan. Pada setiap segmen terdapat beberapa kerusakan. Contohnya pada segmen 1 terdapat kerusakan retak melintang, retak memanjang, retak pinggir, lubang dan tambalan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Berdasarkan jenis kerusakan yang terjadi maka untuk mengatasi kerusakan pada segmen 1 dapat dilakukan dengan solusi pengaspalan, penutupan retak, dan pengisian retak untuk retak melintang dan retak memanjang, solusi penutupan retak, perbaikan drainase, dan pengaspalan untuk retak pinggir, solusi membongkar untuk kemudian dilakukan pengaspalan kembali untuk lubang dan kerusakan tambalan, solusi perataan dan penambalan lubang untuk longsor pinggir.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.  Berdasarkan survei kondisi jalan jenis kerusakan yang terjadi pada ruas Jalan Raya Pasir Putih adalah  retak melintang, retak memanjang, retak pinggir, bergelombang, , lubang dan tambalan. Jenis kerusakan yang paling dominan pada ruas Jalan Raya Pasir Putih adalah retak memanjang yang terdapat pada 18 segmen sedangkan jenis kerusakan yang terjadi pada ruas Jalan Raya Pantura adalah retak memanjang, retak pinggir, lubang, longsor pinggir dan tambalan. Jenis kerusakan yang paling dominan pada ruas Jalan GOR Flobamora adalah retak memanjang, lubang, dan tambalan yang terdapat pada 4 segmen jalan.
2.  Kemungkinan faktor-faktor penyebab secara umum disebabkan sistem drainase yang tidak baik, sifat material konstruksi perkerasan yang kurang baik, iklim, kondisi tanah yang tidak stabil, perencanaan lapis perkerasan yang tipis, proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi perkerasan yang kurang sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi, yang saling terkait dan mempengaruhi.
3.  Berdasarkan jenis kerusakan yang terjadi di lapangan maka tindakan perbaikan dapat dilakukan dengan tindakan perbaikan per segmen.

SARAN
1. Perlunya dilakukan penanganan kerusakan jalan untuk mengurangi tingkat kecelakaan dan memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan.
2. Jika kerusakan-kerusakan yang terjadi di lapangan akan dilakukan perbaikan, hendaknya terlebih dahulu dilakukan observasi langsung di lapangan oleh pihak terkait, agar perbaikan yang dilakukan sesuai dengan kondisi kerusakan yang terjadi, sehingga perbaikan yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien.
3.  Untuk mempertahankan kinerja perkerasan, diperlukan beberapa tindakan perbaikan kerusakan, baik berupa pemeliharaan rutin yang dilakukan setiap tahun maupun pemeliharaan berkala yang biasanya dilakukan 2 atau 3 tahun sekali.

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pembinaan Jalan Kota.1990. Tata Cara Penyusunan Pemeliharaan Jalan Kota (No. 018/T/BNKT/1990), Direktorat Jendral Bina Marga Departemen PU. Jakarta.
Direktorat Bina Teknik.2002. Survei Kondisi Jalan Beraspal di Perkotaan. Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Pedesaan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Marga.1995. Petunjuk Pelaksanaan Pemeliharaan Jalan Kabupaten. Petunjuk Teknis No. 024/T/Bt/1995, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga.
Hardiyatmo, H.C. 2007. Pemeliharaan Jalan Raya, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Silvia Sukirman. Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung 1999.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar